Seni Berdakwah

Dakwah merupakan sebuah kewajiban bagi seorang Muslim. Layaknya kewajiban yang lainnya. Setiap kewajiban pasti memerlukan petunjuk untuk mengerjakannya. Demikian pula dengan kewajiban dakwah.

Dakwah tidak bisa dibawakan dengan bermodalkan semangat saja. Tanpa pendekatan yang tepat, pesan kebaikan dari dakwah bisa sulit dipahami dan sulit diterima.

Ada prinsip balaghah yang berbunyi: li kulli maqam[in] maqal[un]. Artinya untuk setiap kedudukan itu ada tutur kata sepadan. Oleh karena itu, setiap objek dakwah sebaiknya mendapatkan pendekatan tersendiri.

Al-Baidhawi dalam kitab Anwar at-Tanzil merincikan:

Pertama, objek dakwah yang mencari kebenaran, maka pendekatannya "bi al-hikmah". Yakni dengan penjelasan yang terang benderang bernas Al-Qur'an dan As-Sunnah.

Kedua, objek dakwah yang tidak paham atau awam, maka pendekatannya "bi al-maw'izhah al-hasanah". Yakni dengan nasihat-nasihat yang menggugah keimanan dan akal sehatnya. 

Ketiga, objek dakwah yang mendebat kebenaran, membela kebatilan, maka pendekatannya "bi al-mujadalah billati hiya ahsan". Yakni dengan meruntuhkan sandaran kebatilannya, lalu menjelaskan kebenaran kepada dirinya dengan sebaik-baik metode, berupa argumentasi diikuti sikap yang baik.

Pendekatan-pendekatan di atas menunjukkan bahwa ada kalanya dakwah itu dipenuhi dengan dali-dalil. Ada kalanya pula dipenuhi dengan nasihat yang menggugah dan masuk akal. Dan akalanya dakwah disampaikan dengan terlebih dahulu meruntuhkan kebatilan kemudian disampaikan kebenaran.

Comments

Popular posts from this blog

#4 Jangan Berkata Kasar

Belajar Mencintai Buku

#3 Sedikit Sedikit Main HP